PEMANIS ASPARTAM
Aspartam
Aspartam merupakan pemanis
sintetis non-karbohidrat, aspartyl-phenylalanine-1-methyl ester,
atau merupakan bentuk metil ester dari dipeptida
dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat dan asam amino essensial fenilalanina.
Aspartam dijual
dengan nama dagang komersial seperti Equal,
Nutrasweet
dan Canderel
dan telah digunakan di hampir 6.000 produk makanan dan minuman di seluruh
dunia. Terutama digunakan di minuman
soda dan permen.
Sejarah penemuan
Ditemukan pada
tahun 1965 oleh James
Schslatte pada tahun 1965 sebagai hasil
percobaan yang gagal. Aspartam merupakan dipeptida yang dibuat dari hasil
penggabungan asam aspartat dan fenilalanina. Khusus asam aspartat, ia juga
merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penghantar
atau neurotransmitter
yang memacu eksitasi pada ujung sinaps
saraf otak.
Sertifikasi kelayakan
Tahun 1981
aspartam mendapat persetujuan dari FDA untuk digunakan pada
beberapa jenis makanan. Untuk mendapat persetujuan ini, tentu banyak penelitian ilmiah yang harus ditinjau
terlebih dahulu. Setelah dinyatakan aman untuk dikonsumsi, barulah FDA mau
menyetujuinya. FDA telah melakukan evaluasi terhadap pemakaian aspartam dalam
makanan dan minuman sebanyak 26 kali sejak pertama kali menyetujui
penggunaannya. Dan dari bukti-bukti ilmiah yang ada, maka sejak tahun 1996
FDA menyetujui penggunaan aspartam sebagai pemanis
buatan yang dapat digunakan dalam semua makanan dan minuman.
Saat ini
aspartam telah ada dalam berbagai bentuk, seperti cair, granular,
enkapsulasi dan juga tepung. Dengan demikian, aspartam dapat digunakan dalam
berbagai bentuk dan jenis makanan maupun minuman. Bentuk enkapsulasi bersifat
tahan panas sehingga dapat digunakan untuk produk-produk yang memerlukan suhu
tinggi dalam pembuatannya.
Setelah
persetujuan diperoleh, bukan berarti tidak ada lagi penelitian lain yang
dilakukan. Lebih dari 100 penelitian telah dilakukan sejak tahun 1981, dan
sampai saat ini, FDA tidak mengubah pendapatnya. Aspartam kini telah disetujui
penggunaannya di lebih dari 100 negara termasuk Indonesia.
Sifat dan kegunaan
Kepala
Laboratorium Biokimia Pangan dan Gizi IPB Prof.Dr.ir. Made
Astawan MS mengatakan aspartam merupakan pemanis
rendah kalori dengan kemanisan 200 kali kemanisan gula (sukrosa), sehingga untuk mencapai titik
kemanisan yang sama diperlukan aspartam kurang dari satu persen sukrosa.
Seperti banyak peptida lainnya, kandungan energi aspartam sangat rendah yaitu
sekitar 4 kCal (17 kJ) per gram untuk menghasilkan rasa manis sehingga
kontribusi kalorinya bisa diabaikan sehingga menyebabkan aspartam sangat
populer untuk menghindari kalori dari gula.
Keunggulan
aspartam yaitu mempunyai energi yang sangat rendah, mempunyai cita rasa manis
mirip gula, tanpa rasa pahit, tidak merusak gigi, menguatkan cita rasa
buah-buahan pada makanan dan minuman, dapat digunakan sebagai pemanis pada
makanan atau minuman pada penderita diabetes.
Metabolisme
Di antara semua
pemanis tidak berkalori, hanya aspartam
yang mengalami metabolisme. Tetapi
proses pencernaan
aspartam juga seperti proses pencernaan protein lain. Aspartam akan dipecah
menjadi komponen dasar, dan baik aspartam maupun komponen dasarnya tidak akan
terakumulasi dalam tubuh.
Dalam keadaan
normal, fenilalanina diubah menjadi tirosina dan dibuang dari tubuh. Gangguan
dalam proses ini (penyakitnya disebut fenilketonuria atau fenilalaninemia
atau fenilpiruvat oligofrenia, disingkat PKU)
menyebabkan fenilalanina tertimbun dalam darah
dan dapat meracuni otak serta menyebabkan keterbelakangan
mental. Penyakit ini diwariskan secara genetik, tubuh tidak mampu
menghasilkan enzim pengolah asam amino fenilalanina, sehingga
menyebabkan kadar fenilalanina yang tinggi di dalam darah, yang berbahaya bagi
tubuh.
Kedua jenis
asam amino ini secara alamiah terkandung dalam berbagai makanan berprotein seperti daging, biji-bijian
dan juga produk-produk susu. Namun aspartam dapat dibuat secara sintetis di laboratorium.
Keamanan
Aspartam telah
dinyatakan aman digunakan baik untuk penderita kencing manis,
wanita hamil, wanita menyusui bahkan anak-anak. Pengecualiannya hanya satu,
penderita fenilketonuria. Menurut US Food and Drug Administration (FDA), The
Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA),
Americam Medical association (AMA), The American Council
On Sience and Health (ACSH)
aspartam merupakan bahan makanan yang aman bagi kesehatan, hanya berpengaruh
pada rasa manis.
Penelitian yang
menggunakan aspartam secara bolus
sebesar 34 mg/kg berat badan memperlihatkan bahwa walaupun hasil metabolisme
aspartam dapat melewati sawar
darah plasenta, jumlahnya
tidak bermakna untuk sampai dapat menimbulkan gangguan saraf pada janin.
Penelitian besar yang dilakukan terhadap manusia, bukan hewan tikus menjelaskan
bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa minuman
soda yang mengandung pemanis aspartam dapat meningkatkan risiko
terjadinya kanker. Aspartam dapat diurai oleh tubuh
menjadi kedua asam amino tersebut dan termasuk pemanis nutritif. Hanya,
aspartam tidak tahan suhu tinggi, karena pada suhu tinggi aspartam terurai
menjadi senyawa yang disebut diketopiperazin
yang meskipun tidak berbahaya bagi tubuh, tetapi tidak lagi manis. Karena itu,
aspartam tidak dipakai dalam produk pembuat kue dan dipakai hanya untuk
minuman, es krim, dan yoghurt. Jika dicerna secara normal oleh
tubuh, aspartam akan menghasilkan asam aspartat dan fenilalanina. Dengan
demikian, aman untuk dikonsumsi.
Fenilketonuria
adalah penyakit di mana penderita tidak dapat memetabolisme fenilalanina secara
baik karena tubuh tidak mempunyai enzim yang mengoksida fenilalanina menjadi
tirosina dan bisa terjadi kerusakan pada otak anak. Dan karena itu perlu untuk
mengontrol asupan fenilalanina yang didapatnya. Penyakit ini tidak pernah
ditemukan di Indonesia, tetapi pada orang kulit putih, itupun kejadiannya hanya
satu per 15.000 orang. Bukan hanya aspartam, tapi juga segala macam makanan
yang mengandung fenilalanina termasuk nasi, daging dan produk susu. Karena itu,
pada setiap produk yang mengandung aspartam ada tanda peringatan untuk
penderita fenilketonuria bahwa produk yang dikonsumsi tersebut mengandung
fenilalanina.
Untuk
meningkatkan faktor keamanan dalam penggunaannya, FDA pun memberikan
batas-batas pemakaian yang dianjurkan. Istilah yang dipakai adalah Acceptable
Daily Intake (ADI)
yang berarti asupan harian yang diperbolehkan. Ukuran yang dipergunakan adalah
jumlah pemanis per kilogram berat badan per hari yang dapat dikonsumsi secara
aman sepanjang hidupnya tanpa menimbulkan risiko. ADI adalah tingkat yang
konservatif, yang umumnya menggambarkan jumlah 100 kali lebih kecil
dibandingkan tingkat maksimal yang tidak memperlihatkan efek samping dalam
penelitian binatang. ADI untuk aspartam adalah 40 mg/kg berat badan.
Kontroversi aspartam
Belakangan ini
muncul isu-isu mengenai aspartame, seperti aspartame dapat mengakibatkan efek
samping mulai dari pusing, tumor, atau limpoma, dimana isu tersebut merupakan
hoax.
Aspartam
merupakan salah satu pemanis, yang merupakan golongan protein (asam amino
fenilalanin & asam aspartat). Asam amino ini secara alami juga terdapat
dalam makanan yang mengandung protein, seperti daging, ikan, ayam, biji bijian
dan produk susu. Aspartam aman dan telah banyak dibuktikan melalui lebih dari
200 studi ilmiah. Penggunaan aspartame pada produk pangan pun telah disetujui
oleh Regulatory Authorities di lebih dari 100 negara di dunia termasuk
Indonesia (Badan Pengawasan Obat dan Makanan), FDA, The Center For Disease
Control, The European Commision’s scientific Committee on Foods dan ahli-ahli
dari United Nation of Food and Agriculture Organization dan WHO.
Aspartame telah
beberapa kali dijadikan issue oleh inidvidu yang tidak bertanggung jawab,
dengan membawa nama Badan dan organisasi. Adapun issue ini sudah diklarifikasi
dan dinyatakan aman oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
21.48 | | 0 Comments
Langganan:
Postingan (Atom)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Octopus Clock
Cuteki Galery Zone